SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI SEMOGA BERMANFAAT BAGI ANDA TERIMAKASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG KAMI

Minggu, 13 November 2011

proses terjadinya kehamilan

Agar kehamilan dapat terjadi, sistem reproduksi pria dan wanita harus dalam keadaan baik dan sehat. Pasangan suami isteri harus berhubungan seks pada saat yang tepat dalam siklus menstruasi si wanita, dan tubuh si wanita harus mampu menghasilkan rangkaian hormon kompleks sehingga kehamilan bisa terus berjalan. Pada saat lelaki mengalami ejakulasi ketika berhubungan seksual, jutaan sperma dilepaskan ke dalam vagina wanita. Sperma-sprema tersebut bergerak naik dalam vagina menuju rahim melalui serviks. Pergerakan ini didorong oleh kekuatan ejakulasi dan juga oleh gerakan ekor-ekor kecil sperma yang terlihat seperti ikan-ikan kecil yang sedang berenang. Dari rahim, sperma-sperma tersebut bergerak memasuki saluran Fallopi. Proses ini bagaikan perlombaan karena hanya satu sperma dari sekian juta yang bisa membuahi sal telur. Sperma yang lainnya akan gugur sebelum mencapai tujuannya atau terlambat sampai tujuan.
Apabila hubungan seksual terjadi tanpa alat kontrasepsi beberapa sperma mungkin akan mencapai saluran Fallopi dan satu sperma mungkin akan berhasil membuahi sel telur yang sudah menunggu. Sel telur yang sudah dibuahi tersebut kemudian akan bergerak menuju rahim wand& dan menempelkan diri di dinding rahim. Di sinilah, sel telur tadi akan berkembang, mula-mula menjadi embrio, kemudian janin, dan akhirnya menjadi seorang bayi.
Sistem reproduksi wanita terletak dalam pinggulnya, yang terdin dan ovarium, saluran Fallopi, rahim, serviks, vagina, dan vulva. Bayi perempuan terlahir dengan sekitar 2-3 juta sal telur di dalam ovariumnya. Ovarium bisa dikatakan dalam keadaan ‘tidur’ selama masa kanak-kanak dan akan mulai berfungsi hanya setelah pubertas dan menstruasi mulai terjadi. Sejak itulah. wanita usia subur melepaskan sebuah sel telur rata- rata setiap empat minggu. Jadwal bulanan ini disebut dengan siklus ovulasi atau menstruasi. Sekitar 400-500 sel telur dilepaskan oleh seorang wanita selama masa suburnya, sebelum akhirnya ovulasi berhenti pada saat menopause, yang biasanya terjadi di usia empatpuluhan atau limapuluhan.
Di awal siklus ovulasi. beberapa sal telur mulai tumbuh dalam ovanum. Setelah sekitar 14 hari, satu sel telur akan cukup matang untuk dilepaskan ke dalam saluran Fallopi. Sel telur yang dilepaskan tadi memasuki saluran Fallopi dan bergerak menuju rahim. Selama perjalanan inilah sel telur tersebut bisa dibuahi. Apabila tidak terjadi pembuahan. sekitar 14 hart setelah ovulasi. dinding rahim akan gugur dan keluar melalui vagina. Inilah yang disebut menstruasi. Kemudian, siklus di atas akan berulang kembali seperti semula.
Apabila seorang wanita mengalami menstruasi. tetapi tidak memproduksi sel telur karena alasan tertentu. kehamilan tidak akan terjadi. Namun, banyak wanita yang bisa hamil meskipun tidak pernah mengalami menstruasi tapi peluang hamilnya lebih kecil dibandingkan wanita lain.
SISTEM REPRODUKSI PRIA
Sistem reproduksi pria terdiri dari penis, testikel. dan beberapa saluran yang menghubungkan kedua organ tersebut dan mengalirkan sperma. Sperma diproduksi dalam kedua testikel, yang terdapat di dalam kantung skrotum. Lelaki tidak akan memproduksi sperma sebelum usia puber. Ribuan saluran mikroskopik dalam testikel terhubung ke dua buah saluran, yang dikenal dengan saluran-saluran eferen. Saluran-saluran ini menuju ke satu saluran, yaitu saluran epididimis. Epididimis adalah bagian dari perjalanan yang harus ditempuh sperma sebelum keluar dari tubuh seorang lelaki. Panjangnya kurang lebih 12 meter dan garis tengahnya lebih kecil dari seutas benang yang paling halus.
PERJALANAN SPERMA
Pria tidak seperti wanita, secara fisiologis dipersiapkan untuk bereproduksi setiap saat sehingga sperma selalu diproduksi secara terus-menerus. Serangkaian kontraksi otot dalam dinding saluran epididimis akan mendorong sperma-sperma tersebut melaju melaluinya. Selama perjalanan itu, spermasperma tadi mengalami modifikasi sedemikian rupa sehingga mampu melakukan pembuahan. Selain itu. sperma-sperma tersebut juga memperoleh kemampuan untuk bergerak (yang secara medis dikenal dengan sebutan motalitas) selama berada dalam saluran epididimis. Setelah itu. sperma akan melalui sebuah saluran bernama vas deferens, yang membuat sperma-sperma tersebut bergerak sangat cepat memasuki uretra, menuju ke penis. Uretra adalah saluran keluarnya urin dari dalam tubuh. Selama rangsangan seksual dan ejakulasi terjadi, bukaan antara uretra dan kandung kemih tenutup, dan air mani yang mengandung sperma-sperma melewatinya dengan kecepatan tinggi.
ADU CEPAT MENCAPAI SEL TELUR
Hanya dibutuhkan satu sperma untuk membuahi sel telur. Ketika pha mengalami ejakulasi saat berhubungan seks, sekitar 100-300 juta sperma disemprotkan ke dalam vagina wanita dengan kecepatan sekitar 45 km per jam. Setiap sperma unik secara genetik. artinya tidak ada dua sperma yang mengandung rangkaian gen yang sama persis. Jutaan sperma individual tersebut kini harus sating adu cepat untuk membuahi sel telur.
Perjalanan menuju sel telur adalah perjalanan yang berbahaya. Inilah mengapa sperma diproduksi dalam jumlah sangat banyak. Untuk berhasil membuahi sel telur, sperma harus mampu bertahan dalam lingkungan vagina wanita dan serviks. Keasaman lingkungan di dalam vagina dan serviks melindungi wanita dari bakteri dan serangan infeksi yang berbahaya, tapi lingkungan ini juga berbahaya bagi sperma. Sperma yang lemah atau rusak tidak akan berhasil mencapai tujuannya.
Selain itu, kekuatan gravitasi membuat jutaan sperma gugur dan keluar dari vagina wanita, hanya 5% saja yang akan berhasil mencapai serviks. Dari 5% tersebut, hanya sekitar 200 sperma saja yang bisa mencapai saluran Fallopi wanita. Sperma yang berhasil mencapai saluran ini berarti telah menempuh perjalanan yang sangat jauh, yang dibandingkan dengan panjang sperma itu sendiri, sama dengan beberapa ratus kilometer perjalanan.
Hanya sedikit sperma super yang bisa meneruskan perjalanan hingga bagian luar sel telur. Dan sperma-sperma tersebut, hanya satu sperma yang akan berhasil menembus permukaan sel telur meninggalkan ekornya di luar. lnilah yang disebut dengan pembuahan. Pada saat itu juga, permukaan sel telur akan menjadi tak tertembus oleh sperma yang lainnya.
Proses pembuahan sel telur bisa berlangsung hingga 24 jam. Setelah serangkaian perubahaan kompleks, yaitu 7 hari setelah pembuahan, sel telur tadi tertanam di dinding rahim. Pada saat inilah kehamilan terjadi.
Sperma bisa bertahan hingga 48 jam dalam tubuh wanita. Akibatnya, pembuahan masih mungkin terjadi bahkan apabila sel telur belum siap ketika sperma-sperma tersebut sudah berhasil mencapai saluran Fallopi.
Pustaka
Meningkatkan kesuburan untuk kehamilan alami: memperbesar peluang anda untuk hamil dengan terapi, sistem diet, dan latihan-latihan fisik sederhana

tulang keras


Pendahuluan
Semua mahluk hidup terdiri atas unit yang sangat kecil yang disebut sel. Jelasnya sel merupakan unit struktural terkecil yang melaksanakan proses yang berkaitan dengan kehidupan, misalnya mampu mengambil nutrisi, tumbuh dan berkembangbiak, bereaksi terhadap rangsangan, dan sebagainya. Awal kehidupan mammalia bertitik tolak dari embrio berbentuk sel telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa yang disebut zigot. Zigot segera berkembang melalui serangkaian pembelahan pola mitosis, sesuai dengan tahap perkembangan embrio yang disebut embriogenesis.
Selanjutnya embrio menumbuhkan kelompok sel khusus yang berbeda satu dengan lain. Kelompok sel khusus embrio, dalam proses membentuk jaringan, terlepas satu dari yang lain dengan terbentuknya bahan antar sel. Proses pembentukan jarinan dalam embriologi disebut histogenesis yang mendasari pembentukan oragan-organ tubuh (organogenesis). Jadi jaringan adalah kumpulan dari sel-sel tubuh dengan bahan antar sel yang dihasikannya. Sel-sel tubuh tersebut tidak harus sama, sedangkan bahan antar sel yang dihasilkan berupa bahan dasar (matriks) dan serabut.
Dan setiap makluk hidup yang ber sel manyak atau multi selular, dan masuk pada kerajaan hewan serta dalam kelompok vertebrata  pastilah memiliki susunan tulang baik itu dari jenis unggas, mamalia, reptil, pices,maupun amphibi.Tulang  termasuk dalam jaringan penyokong.  Jaringan prnyokong yaitu jaringan yang memberi bentuk terhadap suatu mahluk hidup.
Fungsi tulang sendiri dalam mahluk hidup antara lain;
1.      Memberikan bentuk terhadap suatu mahluk hidup.
2.      Melindungi organ- organ yang penting dari makluk hidup.
3.      Sebagai alat gerak pasif.
4.      Sebagai penghasil sel darah merah.




Pembahasan
Tulang merupakan kumpulan sel-sel yang mengeluarkan matriks yang mengandung senyawa kapur dan fosfat. Kedua senyawa ini menyebabkan tulang menjadi keras. Osteoblast pada lakuna menjadi tidak aktif dan disebut Osteosit (sel tulang). Osteosit satu dengan lainnya dihubungkan oleh kanalikula yang mengandung sitoplasma dan pembuluh darah yang bertugas memenuhi kebutuhan nutrisi osteosit.
Umumnya penyusun tulang diseluruh tubuh manusia semuanya berasal dari material yang sama. Dari luar ke dalam secara berurutan akan dapat menemukan lapisan-lapisan :
·                     Periosteum
·                     Tulang kompak
·                     Tulang spongiosa
·                     Sumsum tulang

Periosteum
Periosteum merupakan bagian tulang berada di bagian paling luar dan berbentuk selaput tipis serta tempat menempelnya jaringan ikat, pembuluh darah dan otot-otot rangka. Periosteum sendiri banyak mengandung mengandung osteoblas. Periosteum juga berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.

Tulang kompak
Tulang kompak pada umummya memiliki sedikit ronggadan lebih banyak mengandung matriks, zat kapur (kalsium phosfat dan kalsium karbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Secara fisik lapisan ini memiliki tekstur yang halus dan tidak berongga sehingga tulang menjadi kuat. Tulang kompak kompak ini paling banyak terdapat pada orang dewasa karena pada anak-anak masih banyak mengandung serat. contohnya tulang kaki dan tulang tangandan tulang yang berbentuk pipa.


Tulang spongiosa
Sesuai dengan namanya tulang spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh sumsum tulang. Apabila berwarna merah, berarti mengandung sel-sel darah merah misalnya pada epifisis tulang pipa. Apabila berwana kuning, berarti mengandung sel-sel lemak, misalnya pada diafisis tulang pipa. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.


Sumsum tulang
Sumsum tulang ini merupakan penghasil sel-sel arah yang ada dalam tubuh. Sumsum tulang ini berwujud seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini juga dilindungi oleh tulang spongiosa.dan sumsum tulang ini biasanya terdapat dalam tulang yang berbentuk pipa.


Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya tulang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1.Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf kecuali lapisan luarnya (perikondrium). Tulang rawan sendiri memiliki sifat lentur karena tersusun atas zan interselular yang berbentuk jelly. Akan tetapi tulang rawan ini lebih kuat di bandingkan dengan jaringan ikat biasa..
Tulang rawan terdiri dari tiga tipe yaitu:

1. Tulang rawan hialin;

 tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan, mengandung serat-serat kolagen dan chondrosit. Tulang rawan hialin dapat kita temukan pada laring, trakea, bronkus, ujung-ujung tulang panjang, tulang rusuk bagian depan, cuping hidung dan rangka janin.
2.Tulang rawan elastik
             Tulang rawan elastis adalah tulang yang mengandung serabut-serabut elastis. Tulang rawan elastis dapat kita temukan pada daun telinga, tuba eustachii (pada telinga)  dan laring.
3.Tulang rawan fibrosa
Tulang ini mengandung banyak sekali bundel-bundel serat kolagen sehingga tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku. Tulang ini dapat kita temukan pada discus diantara tulang vertebrae dan pada simfisis pubis diantara dua tulang pubis.
Pada orang dewasa tulang rawan jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan anak-anak. Pada orang dewasa tulang rawan hanya ditemukan beberapa tempat, yaitu cuping hidung, cuping telinga, antar tulang rusuk (costal cartilage) dan tulang dada, sendi-sendi tulang, antar ruas tulang belakang dan pada cakra epifisis.
2.Tulang keras (Osteon)
Pembentukan tulang keras (Osteon) berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem havers Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras.
Proses pengerasan tulang disebut penulangan atau osifikasi.
Osifikasi atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.
Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini.
Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.
Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.
Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.
Berdasarkan bentuknya tulang keras yaitu;
Tulang panjang (tulang pipa)
Tulang pipih

Tulang pendek
Tulang pneumatika


Penutup

Kesimpulan
Salah satu bagian jaringan pada hewan dan manusia jaringan tulang yang merupakan jaringan paling penting. Karena memiliki fungsi memberi bentuk terhadap tubuh induvidu itu sendiri di sisilani juga mempunyai fungsi sebagai pelindung dan alat gerak pasif pada suatu individu.
Tulang terbentuk dari zat kapur yang berbentuk kalsium fosfat dan kalsium karbonat yang mejadikan tulang itu keras. Sedangkan sel-sel yang membentuk tulang itu adalah osteostik, osteosit dan osteoblas.Lapisa- lapisan dari tulang itu sendiri yaitu Periosteum, Tulang kompak, Tulang spongiosa, dan Sumsum tulang.
Berdasarkan sifat fisiknya tulang di bedakan menjadi dua yaitu;
Tulang rawan
Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf kecuali lapisan luarnya (perikondrium).
Tulang keras.
Pembentukan tulang keras (Osteon) berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk tulang).







Daftar pustaka
Artificial ,Neural Network Theory and Applications, Dan W. Patterson, John Wiley
and Sons, Inc. 1995.
Dan W. Patterson, Artificial Neural Network Theory and Applications, John Wiley
and Sons, Inc. 1995.
Kadaryanto et al. 2006. Biologi 2. Penerbit Yudhistira, Jakarta. 20.
Yatim,wilda.1992 histologi bandung
,           Sri Kusumadewi, 2004, Membangun Jaringan tulang .Graha Ilmu, Yogyakarta





Rabu, 09 November 2011

Macrocytis Pyrifera

Klasifikasi Macrocytis Pyrifera;
Divisi   :           Phaeophyta
Kelas   :           Phaeophyceae
Bangsa:           Laminariales
Suku    :           Lessoniaceae
Marga  :           Macrocystis
Jenis    :           Macrocystis pyrifera
Deskripsi
Macrocystis pyrefera  adalah salah satu spesies alga yang termasuk dalam defisi phaeophyta. Macrocystis pyrefera ciri-ciri. Bentuk tubuh bertalus seperti tumbuhan tinggi, bersifat multiselular(macro alga). Hidup di air laut terutama yang dingin dengan kedalaman 10-30m, dan beberapa hidup di air tawar, melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar = hold fast). Spesies  ini juga disebut rumput laut yang memiliki gelembung udara sebagai pelampung. Kromotor memiliki butir-butir fokusan sebagai sisa dari hasil metabolisme. Berwarna kecoklatan karena memiliki pigmen yang dominan fikosantin selain klorofil, karoten dan xantofil. Dan mengahsilkan algin (gel), memiliki Giant Kleps, menghasilkan sporangium, bila berkumpul menjadi satu disebut sorus
Macrocystis pyrifera yang hidup di daerah kutub selatan. Talusnya dapat mencapai panjang 60 m dengan berat sampai 100 kg. alat pelekatnya seakan-akan mempunyai kuku untuk berpegangan erat-erat. Sumbu talus bebas, mempunyai cabang-cabang talus berbentuk lembaran yang bergantungan, kadang-kadang sampai 3 m panjangnya hingga dengan itu talus dapat terapung pada permukaan laut.
Reproduksi
Reproduksi macrocytis pyrifera dibagi menjadi dua yaitu; reproduksi secara vegetatif dengan fragmentasi, Zoospora dan aplanospora tanpa dinding dan Propagula yang merupakan cabang khusus dari talus yang mudah patah, sedangkan reproduksi secara generatif dengan anisogami, isogami dan oogami.
Manfaat
1.    sebagai penghasil iodium untuk mengobati penyakit gondok,
2.    sebagai bahan makanan suplemen yang kaya unsur nitrogen, natrium, fosfor, dan kalsium.
3.    untuk memberi makan kerang abalone.
4.    sebagai makanan suplemen hewan ternak.
5.    menghasilkan asam alginat sebagai pengental produk makanan, industri dan kosmetik.
Daftar Pustaka
B.P.E.N. 1978. Rumput laut. Badan pengembangan Ekspor Nasional. Departemen Perdagangan dan Koperasi. 21 hlm.
Dit. Jen Perikanan 1985. Statistik Perikanan Indonesia 1983. Direktorat Jendral Perikanan, Departemen Pertanian Jakarta. 97 hlm.
McHugh, D.J. and B.V. Lanier 1983. The World Seaweed Industry and Trade, South China Sea Fisheries Development and Coordinating Programme Food Agriculture Organization of the United Nation, Manila. ADB/FAO Market Studies Vol. 6 : 30 hlm.
Porse, H. 1985. Makalah Diskusi Panel Pengembangan Industri Pengolahan rumput laut di Indonesia Jakarta 26 Februari 1985.
Saleh, S. 1985. Kegunaan Rumput Laut dan aspek pemasarannya. Makalah pada Diskusi Panel Pengembangan Industri Pengolahan Rumput Laut di Indonesia, Jakarta 26 Februari 1985 : 15 hlm.
Soegiarto. A., Sulistijo, W.S. Atmadja, H. Mubarak 1978. Rumput Laut (algae) Manfaat, Potensi dan Usaha Budidayannya. LON - LIPI Jakarta : 61 hlm.
Soegiarto, A dan Sulistijo. 1985. Produksi dan Budidaya Rumput Laut di Indonesia. Makalah pada Diskusi Panel Pengembangan Industri pengolahan rumput laut di Indonesia, Jakarta 26 Feb. 1985.