SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI SEMOGA BERMANFAAT BAGI ANDA TERIMAKASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG KAMI

Selasa, 03 April 2012

LAPORAN PRAKTIKUMSTRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN I


 

TATA LETAK DAUN PADA BATANG

(Phyllotaxis atau Dispositio Foliorum)


 

Dosen Pembimbing:

Evika Sandi Savitri, M.P


 

Oleh:

Ahmad coirul m.

(10620027)


 


 


 


 



 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2009


 


 

BAB I

PENDAHULUAN


 

1.1 Latar Belakang

Bukanlah hal sulit untuk menemukan bagian tanaman khususnya daun. Daun atau bagian dari daun sering ditemukan dalam berbagai bentuk. Banyaknya macam bentuk dan modifikasinya itu menjadi pemikiran bagi botanis untuk membuat penamaan yang tepat dengan kaidah yang diciptakan oleh botanis, tetapi juga tidak meninggalkan kaidah umum yang dianut oleh masyarakat, sehingga dari deskripsinya dapat dikenal bentuk atau organ lain. Daun merupakan suatu organ tubuh tumbuhan yang amat penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tumbuhan (Sebastian, 2008).

Maka dengan adanya praktikum ini,kita semakin paham dan dapat lebih mengenal macam-macam duduk daun (phyllotaxia) dan diagram duduk daun. Selain itu kita juga dapat mengerti tentang tata letak daun pada batang (dispositio
foliorum).


 

  1. Tujuan

    Tujuan dari praktikum kali ini adalah mengenal macam-macam duduk daun (phyllotaxia) dan diagram duduk daun.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


 


 

Keterangan :

1. Berapa jumlah daun pada setiap buku-bukunya

2. Rumus daun

3. Sudut divergensi

4. Diagram


 

  1. Pembahasan
    1. Daun Asoka (Ixora hybrida)

      Menurut pengamatan yang telah kami lakukan pada praktikum kemarin hasil dari daun asoka (Ixora hybrida) adalah termasuk daun berhadapan bersilang (folio opposite), tidak mempunyai rumus daun dan sudut divergensi.

      Di habitat alam, tanaman soka tumbuh sebagai tanaman perdu tahanan (perennial). Susunan tubuh terdiri atas akar, batang, cabang, daun, bunga, dan biji. Tanaman soka mempunyai akar tunggang yang dalam akar cabang serta akar rambut yang menyebar ke semua arah. Hal ini memperkokoh tubuh tanaman dan permukaan tanah. Daya jangkau perakaran dapat mencapai ke dalam 100 cm/lebih. Tetapi umumnya menyebar pada lapisan oleh tanah sedalam 30-40cm. Batang tanaman soka berukuran keras dan lentur serta tumbuh tegak mencapai ketinggian 3m/lebih. Akan tetapi, ada pula tanaman dengan ketinggian 30-70cm,yang disebut soka ini. Percabangannya tumbuh rapat dan banyak, sejak ketinggian 5cm dari permukaan tanah hingga kebagian ujung tanaman.bentuk daun soka umunya lonjong dan lebar, tetapi beberapa jenis atau spesies soka berdaun kecil dan bentuknya keriting. Letak daun berpasangan, baik pada tiap percabangan maupun ranting. Daun umumnya berwarna hijau kekuning-kuningan (variegata) (Rukmana, 1997).


       

    2. Daun Sepatu (Hibiscus rosasinensis)

      Menurut pengamatan yang telah kami lakukan pada praktikum kemarin hasil dari daun sepatu (Hibiscus rosasinensis) adalah termasuk daun tersebar (folio sparsa), mempunyai rumus daun 2/5 dan sudut divergensi 1440

      Di habitat alam, tanaman sepatu tumbuh sebagai tanaman perdu tahanan (perennial). Susunan tubuh terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Tanaman sepatu ini memumpunyai akar tunggang coklat muda. Batangnya bulat, berkayu, keras ,berdiameter kurang lebih 9cm. Daunya tunggal, tepi beringgit, ujungnya runcing, pangkal tumpul, panjang 10-16cm dan lebarnya 5-11cm berwarna hijau muda dan hijau. Bunganya berbentuk terompet, diketiak daun bewarna hijau kekuning-kuningan, mahkota terdiri dari 15-20 daun mahkota, berwarna merah muda. Buahnya kecil lonjong berdiameter kurang lebih 4 meter masih muda berwarna putih setelah tua berwarna coklat. Bijinya pipih dan putih (Sebastian, 2008).

      Daun, bunga dan akar kembang sepatu (Hibicus rosasinensis) mengandung flavoinida, disamping itu daunnya mengandung sponin dan polifenal. Daun ini berkhasiat sebagai obat demam pada anak, obat batuk dan obat sariawan (Muzayyinah, 2008).


       


       


       

    3. Daun Bugenvil (Bougenvillia spectabilis)

      Menurut pengamatan yang telah kami lakukan pada praktikum kemarin hasil dari daun
      bugenvil (Bougenvillia spectabilis) adalah termasuk daun tersebar (folio sparsa), mempunyai rumus daun 2/5 dan sudut divergensi 1440

      Bugenvil termasuk suku kampah-kampahan atau family Nyctaginaceae. Tanaman ini hidupnya tahan (perennial) berbentuk perdu dan bersifat merambat (memanjat) maupun tegak (Rukmana, 1997).

      Struktur batang merupakan pohon berkayu keras penampangya bulat,bercabang dan beranting banyak. Sehingga bila tanaman ini dibiarkan tumbuh alami dapat mencapai ketinggian 15 meter.pada bagian batang cabang atatupun ranting terdapat duri-duri (spina) yang bentuknya "kait" sebagai alat pemanjat. Daun-daun tumbuh rimbun serta tunggal.bentuknya mirip jantung hati yang dasarnya agak bulat (bundar) dengan warna hijau tua namun, ada pula yang belang-belang (variegata) antara hijau dan putih bercampur kekuning-kuningan. Hal ini yang menarik dari tanaman bugenvil adalah karakteristik bunganya.yaitu bunga asli dan palsu (bractea) (Gembong, 1997).


 

  1. Daun Lengkuas
    (Alpina galanga)

    Menurut pengamatan yang telah kami lakukan pada praktikum kemarin hasil dari daun
    lengkuas (Alpina galanga) adalah termasuk daun tersebar (folio opposite), mempunyai rumus daun 1/2 dan sudut divergensi 1800


 

  1. Daun Alamanda (Allamanda catharica L)

    Menurut pengamatan yang telah kami lakukan pada praktikum kemarin hasil dari daun
    alamanda (Allamanda catharica L) adalah termasuk daun berkarang (folio verticillata), mempunyai rumus daun 2/4 dan sudut divergensi 1440

    Struktur batang merupakan pohon berkayu keras penampangya bulat, bercabang dan beranting banyak. Sehingga bila tanaman. Ini dibiarkan tumbuh alami dapat mencapai ketinggian 15 meter. Pada bagian batang cabang ataupun ranting terdapat duri-duri (spina) yang bentuknya "kait" sebagai alat pemanjat. Daun-daun tumbuh rimbun serta tunggal. Bentuknya mirip jantung hati yang dasarnya agak bulat (bundar) dengan warna hijau tua namun, ada pula yang belang-belang (variegata) antara hijau dan putih bercampur kekuning-kuningan. Hal ini yang menarik dari tanaman alamanda adalah karakteristik bunganya yaitu bunga asli dan palsu (bractea) (Rukmana, 1995).


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

BAB IV

KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang kami lakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :

  1. Pada tanaman asoka
    (Ixora hybrida), jumlah daun pada setiap buku-bukunya berhadapan bersilang (folio opposite atau folio decussata). Susunan tubuh tanaman terdiri atas akar (radix), batang (Caulis), cabang, daun (folio), bunga (flos), dan biji. Tidak mempunyai rumus daun dan sudut divergensi.
  2. Pada tanaman sepatu (Hibicus rosasinensis) jumlah daun pada setiap buku- buku tersebar (folio sparsa) susunan tubuh tanaman terdiri dari akar (radix), batang (Caulis), daun (folio), bunga (flos), buah, dan biji. Mempunyai rumus daun 2/5 dan sudut divergensi 1440
  3. Pada tanaman bugenvil (Bougenvillea spectabillis) jumlah daun pada setiap buku-buku berkarang (folio verticillata), susunan tubuh tanaman terdiri atas akar (radix), batang (Coulis), ranting, cabang, daun (folio), dan bunga (flos). Mempunyai rumus daun 2/5 dan sudut divergensi 1440
  4. Pada tanaman lengkuas (Alpina galanga) jumlah daun pada buku-buku berhadapan bersilang (folio opposite atau folio decussata), susunan tubuh tanaman terdiri dari akar (radix), batang (Coulis), daun (folio) dan bunga (flos). Mempunyai rumus daun 1/2 dan sudut divergensi 1800
  5. Pada tanaman alamanda (Allamanda cathartica L) jumlah daun pada setiap buku-buku berkarang (folio verticillata), susunan tubuh tanaman terdiri atas akar (radix), batang (Coulis), ranting, cabang, daun (folio), dan bunga (flos). Mempunyai rumus daun 2/4 dan sudut divergensi 1440


 


 


 

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2008. Tanaman obat Indonesia. http//www. multyply. com. Di akses

Tanggal 22 Desenber 2008.


 

Gembong, Tjitrosoepomo. 1997. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press


 

Muzayyinah. 2008. Terminologi Tumbuhan.Surakarta : UNS Press.


 

Permadi, Adi. 2006. Tanaman Obat Pelancar Air Seni. Jakarta : Swadaya.


 

Rukmana, Rahmat. 1995. Kembang Bugenvil. Yogyakart : Kanesus


 

Rukmana, Rahmat. 997. Kembang Soka. Yogyakarta : Kanesus


 

Sebastian. 2008. Kembang Sepatu. Jakart : Word Press.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar