Pendahuluan
Semua mahluk hidup terdiri atas unit yang sangat kecil yang disebut sel. Jelasnya sel merupakan unit struktural terkecil yang melaksanakan proses yang berkaitan dengan kehidupan, misalnya mampu mengambil nutrisi, tumbuh dan berkembangbiak, bereaksi terhadap rangsangan, dan sebagainya. Awal kehidupan mammalia bertitik tolak dari embrio berbentuk sel telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa yang disebut zigot. Zigot segera berkembang melalui serangkaian pembelahan pola mitosis, sesuai dengan tahap perkembangan embrio yang disebut embriogenesis.
Selanjutnya embrio menumbuhkan kelompok sel khusus yang berbeda satu dengan lain. Kelompok sel khusus embrio, dalam proses membentuk jaringan, terlepas satu dari yang lain dengan terbentuknya bahan antar sel. Proses pembentukan jarinan dalam embriologi disebut histogenesis yang mendasari pembentukan oragan-organ tubuh (organogenesis). Jadi jaringan adalah kumpulan dari sel-sel tubuh dengan bahan antar sel yang dihasikannya. Sel-sel tubuh tersebut tidak harus sama, sedangkan bahan antar sel yang dihasilkan berupa bahan dasar (matriks) dan serabut.
Dan setiap makluk hidup yang ber sel manyak atau multi selular, dan masuk pada kerajaan hewan serta dalam kelompok vertebrata pastilah memiliki susunan tulang baik itu dari jenis unggas, mamalia, reptil, pices,maupun amphibi.Tulang termasuk dalam jaringan penyokong. Jaringan prnyokong yaitu jaringan yang memberi bentuk terhadap suatu mahluk hidup.
Fungsi tulang sendiri dalam mahluk hidup antara lain;
1. Memberikan bentuk terhadap suatu mahluk hidup.
2. Melindungi organ- organ yang penting dari makluk hidup.
3. Sebagai alat gerak pasif.
4. Sebagai penghasil sel darah merah.
Pembahasan
Tulang merupakan kumpulan sel-sel yang mengeluarkan matriks yang mengandung senyawa kapur dan fosfat. Kedua senyawa ini menyebabkan tulang menjadi keras. Osteoblast pada lakuna menjadi tidak aktif dan disebut Osteosit (sel tulang). Osteosit satu dengan lainnya dihubungkan oleh kanalikula yang mengandung sitoplasma dan pembuluh darah yang bertugas memenuhi kebutuhan nutrisi osteosit.
Umumnya penyusun tulang diseluruh tubuh manusia semuanya berasal dari material yang sama. Dari luar ke dalam secara berurutan akan dapat menemukan lapisan-lapisan :
· Periosteum
· Tulang kompak
· Tulang spongiosa
· Sumsum tulang
Periosteum
Periosteum merupakan bagian tulang berada di bagian paling luar dan berbentuk selaput tipis serta tempat menempelnya jaringan ikat, pembuluh darah dan otot-otot rangka. Periosteum sendiri banyak mengandung mengandung osteoblas. Periosteum juga berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.
Tulang kompak
Tulang kompak pada umummya memiliki sedikit ronggadan lebih banyak mengandung matriks, zat kapur (kalsium phosfat dan kalsium karbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Secara fisik lapisan ini memiliki tekstur yang halus dan tidak berongga sehingga tulang menjadi kuat. Tulang kompak kompak ini paling banyak terdapat pada orang dewasa karena pada anak-anak masih banyak mengandung serat. contohnya tulang kaki dan tulang tangandan tulang yang berbentuk pipa.
Tulang spongiosa
Sesuai dengan namanya tulang spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh sumsum tulang. Apabila berwarna merah, berarti mengandung sel-sel darah merah misalnya pada epifisis tulang pipa. Apabila berwana kuning, berarti mengandung sel-sel lemak, misalnya pada diafisis tulang pipa. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
Sumsum tulang
Sumsum tulang ini merupakan penghasil sel-sel arah yang ada dalam tubuh. Sumsum tulang ini berwujud seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini juga dilindungi oleh tulang spongiosa.dan sumsum tulang ini biasanya terdapat dalam tulang yang berbentuk pipa.
Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya tulang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1.Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf kecuali lapisan luarnya (perikondrium). Tulang rawan sendiri memiliki sifat lentur karena tersusun atas zan interselular yang berbentuk jelly. Akan tetapi tulang rawan ini lebih kuat di bandingkan dengan jaringan ikat biasa..
Tulang rawan terdiri dari tiga tipe yaitu:
1. Tulang rawan hialin;
tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan, mengandung serat-serat kolagen dan chondrosit. Tulang rawan hialin dapat kita temukan pada laring, trakea, bronkus, ujung-ujung tulang panjang, tulang rusuk bagian depan, cuping hidung dan rangka janin.
2.Tulang rawan elastik
Tulang rawan elastis adalah tulang yang mengandung serabut-serabut elastis. Tulang rawan elastis dapat kita temukan pada daun telinga, tuba eustachii (pada telinga) dan laring.
3.Tulang rawan fibrosa
Tulang ini mengandung banyak sekali bundel-bundel serat kolagen sehingga tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku. Tulang ini dapat kita temukan pada discus diantara tulang vertebrae dan pada simfisis pubis diantara dua tulang pubis.
Pada orang dewasa tulang rawan jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan anak-anak. Pada orang dewasa tulang rawan hanya ditemukan beberapa tempat, yaitu cuping hidung, cuping telinga, antar tulang rusuk (costal cartilage) dan tulang dada, sendi-sendi tulang, antar ruas tulang belakang dan pada cakra epifisis.
2.Tulang keras (Osteon)
Pembentukan tulang keras (Osteon) berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem havers Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras.
Proses pengerasan tulang disebut penulangan atau osifikasi.
Proses pengerasan tulang disebut penulangan atau osifikasi.
Osifikasi atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.
Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini.
Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.
Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.
Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.
Berdasarkan bentuknya tulang keras yaitu;
Tulang panjang (tulang pipa)
Tulang pipih
Tulang pendek
Tulang pneumatika
Penutup
Kesimpulan
Salah satu bagian jaringan pada hewan dan manusia jaringan tulang yang merupakan jaringan paling penting. Karena memiliki fungsi memberi bentuk terhadap tubuh induvidu itu sendiri di sisilani juga mempunyai fungsi sebagai pelindung dan alat gerak pasif pada suatu individu.
Tulang terbentuk dari zat kapur yang berbentuk kalsium fosfat dan kalsium karbonat yang mejadikan tulang itu keras. Sedangkan sel-sel yang membentuk tulang itu adalah osteostik, osteosit dan osteoblas.Lapisa- lapisan dari tulang itu sendiri yaitu Periosteum, Tulang kompak, Tulang spongiosa, dan Sumsum tulang.
Berdasarkan sifat fisiknya tulang di bedakan menjadi dua yaitu;
Tulang rawan
Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf kecuali lapisan luarnya (perikondrium).
Tulang keras.
Pembentukan tulang keras (Osteon) berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk tulang).
Daftar pustaka
Artificial ,Neural Network Theory and Applications, Dan W. Patterson, John Wiley
and Sons, Inc. 1995.
Dan W. Patterson, Artificial Neural Network Theory and Applications, John Wiley
and Sons, Inc. 1995.
Kadaryanto et al. 2006. Biologi 2. Penerbit Yudhistira, Jakarta. 20.
Yatim,wilda.1992 histologi bandung
, Sri Kusumadewi, 2004, Membangun Jaringan tulang .Graha Ilmu, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar